LAPORAN OBSERVASI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“MANAJEMEN KELAS”
Nama
Sekolah : SMAN 1 Medan
Alamat
Sekolah : Jl. Teuku Cik Ditiro
No. 1 Kota Medan
Konsep Belajar : K2013
B. SEJARAH SEKOLAH
SMAN 1 Medan atau yang sering disingkat
menjadi SMANSA terletak di jantung kota Medan, tepatnya di Jl. Teuku Cik Ditiro
No.1. Awalnya, SMANSA pertama kali
dibangun di Jl. Teuku Umar No.1. sekitar tanggal 18 Agustus - 1 September 1950.
Ada kenyataan yang sedikit mengejutkan ternyata SMANSA pernah menjadi SMA
DARURAT akibat dari aksi Polisional oleh Belanda, makanya SMANSA dipindahkan ke
Jl. Seram Biru. Tapi itu bukan halangan bagi SMANSA untuk jadi SMA favorit.
C. URAIAN AKTIVITAS OBSERVASI
1. Jadwal Observasi : Kamis, 30 Maret 2017
2 2. Waktu
Observasi : 11:00-13:40 WIB
3. Objek
Observasi : Kelas X MIA 2
D. LAPORAN OBSERVASI
1. LANDASAN TEORI
a. Mengelola Kelas Secara Efektif
Manajemen kelas yang efektif
memaksimalkan kesempatan belajar anak-anak. Para ahli dalam manajemen kelas
mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan pemikiran tentang cara terbaik
untuk mengelola kelas. Pandangan sebelumnya lebih menekankan pembuatan dan
penerapan peraturan dalam mengendalikan perilaku siswa. Pandangan terbaru lebih
memfokuskan diri pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubungan dan kesempatan
untuk meregulasi diri. Manajemen kelas yang mengorientasikan siswa ke arah
kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat bisa merusak keterlibatan
mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih tinggi, dan
konstruksi sosial pengetahuan. Tren baru dalam manajemen kelas menempatkan
lebih banyak penekanan pada pembimbingan siswa ke arah disiplin diri dan lebih
sedikit penekanan pada pengendalian siswa secara eksternal. Dalam tren saat ini
yang berpusat pada siswa, guru lebih dianggap sebagai pembimbing, coordinator,
dan fasilitator. Model manajemen kelas yang baru tidak berarti masuk kedalam
model yang permisif. Penekanan terhadap perhatian dan regulasi diri siswa tidak
berarti bahwa guru melepaskan tanggung jawab atas apa yang terjadi di dalam
kelas.
b. Masalah-Masalah pada Kelas yang Besar dan
Berpotensi Menimbulkan Kekacauan
Ø Ruang kelas itu multidimensional,
ruang kelas adalah tempat untuk banyak aktivitas yang berkisar dari aktivitas
akademis sampai aktivitas sosial. Guru harus terus mencatat dan memantau
perkembangan siswa.
Ø Aktivitas terjadi secara bersamaan,
banyak
aktivitas kelas terjadi secara bersamaan.
Ø Hal-hal terjadi dengan cepat, peristiwa-peristiwa
seringnya terjadi dengan cepat di ruang kelas dan sering kali membutuhkan
respon saat itu juga.
Ø Peristiwa sering kali tidak dapat
diprediksi, meskipun sudah merencanakan aktivitas
hari itu dan sangat teratur, peristiwa yang tak terduga tetap akan terjadi.
Ø Hanya ada sedikit privasi, ruang
kelas adalah tempat umum dimana siswa mengobservasi bagaimana guru menangani
masalah kedisiplinan, peristiwa yang tidak terduga, dan keadaan yang membuat
frustasi. Sebagian besar dari apa yang terjadi pada seorang siswa diobservasi
oleh siswa lain dan siswa membuat atribusi tentang apa yang terjadi.
Ø Ruang kelas memiliki sejarah, siswa
mempunyai kenangan tentang kejadian sebelumnya di kelas mereka. Mereka
mengingat bagaimana guru menangani maslaah kedisiplinan sebelumnya, dimana
siswa mendapatkan lebih banyak hak istimewa daripada siswa lain, dan apakah
guru bertindak sesuai janjinya. Beberapa minggu pertama tahun ajaran sekolah
adalah penting untuk menetapkan prinsip-prinsip manjemen kelas.
Sifat kelas yang
besar dan kompleks bisa menimbulkan masalah apabila kelas tidak dikelola secara
efektif. Masalah seperti ini merupakan persoalan umum yang utama tentang
sekolah. Kurangnya kedisiplinan dianggap sebagai masalah yang paling penting
kedua, setelah kurangnya dukungan financial (Gallup Poll, 2004).
c. Strategi dan Tujuan Manajemen
Manajemen kelas yang efektif
bertujuan untuk:
Ø Membantu siswa menghabiskan lebih
banyak waktu untuk belajar dan lebih sedikit untuk perilaku yang tidak mengarah
pada tujuan. Manajemen kelas yang baik akan membantu
memaksimalkan waktu pembelajaran guru dan waktu belajar siswa.
Ø Mencegah siswa mengembangkan
masalah. Sebuah kelas yang dikelola dengan baik tidak hanya
membantu perkembangan pembelajaran, tetapi juga membantu mencegah berkembangnya
masalah akademis dan emosional. Kelas yang dikelola dengan baik membuat
siswa-siswa tetap sibuk dengan tugas yang aktif dan menantang, melakukan aktivitas yang membuat siswa menjadi terpikat dan termotivasi untuk belajar,
serta menetapkan peraturan yang jelas yang harus diterima oleh siswa.
gd. Gaya Penyusunan Kelas
Ø Gaya
Auditorium (auditorium style), semua siswa duduk menghadap guru. Susunan ini
mencegah kontak siswa secara berhadap hadapan dan guru bebas untuk bergerak
kemana pun didalam ruangan.
Ø Gaya
berhadap-hadapan (face-to-face style), siswa duduk menghadap satu sama lain.
Gangguan dari siswa lain akan lebih tinggi daripada dalam gaya auditorium.
Ø Gaya
off-set (off-set style), siswa dalam jumlah kecil (biasanya tiga atau empat)
duduk di meja, tetapi tidak duduk berseberangan secara langsung dari satu sama
lain. Gaya ini menghasilkan lebih sedikit gangguan daripada gaya berhadap-hadapan
dan bisa efektif untuk aktivitas belajar yang kooperatif.
Ø Gaya
seminar (seminar style), siswa dalam jumlah besar (sepuluh atau lebih) duduk
dalam susunan sirkuler, empat persegi, atau bentuk U
Ø Gaya
kelompok (cluster style), siswa dalam jumlah kecil (biasanya empat sampai
delapan) bekerja dalam kelompok kecil yang berdekatan.
d. Menjadi Seorang Komunikator yang Baik
Komunikasi Verbal
Ketika berbicara di dalam kelas dan dengan
siswa,, salah satu hal terpenting yang harus diingat adalah untuk dengan jelas
mengomunikasiskan informasi. Kejelasan berbicara sangatlah penting dalam
pengajaran yang baik. Para ahli komunikasi merekomendasikan untuk mengganti
pesan “Anda” dengan pesan “Saya” karena membantu untuk mengalihkan percakapan
kea rah yang lebih konstruktif dengan mengungkapkan perasaan tanpa menilai
orang lain. Kemudian aspek lain dalam komunikasi verbal melibatkan bagaimana
orang-orang menghadapi konflik.
Komunikasi
Nonverbal
Selain dengan berbicara, guru juga dapat
berkomuniasi melalui bagaimana dia melipat tangan, melemparkan pandangan,
menggerakkan mulut, menyilangkan kaki, atau menyentuh orang lain.
e. Menangani Perilaku Bermasalah
Intervensi bisa dikarakteristisasikan
sebagai minor atau moderat. Intervensi minor melibatkan penggunaan petunjuk
nonverbal, membiarkan aktivitas tetap berjalan, mendekati siswa, mengalihkan
perilaku, memberikan pembelajaran yang dibutuhkan, secara langsung dan tegas
memberitahu siswa tersebut untuk menghentikan perilaku tersebut, serta memberi
siswa sebuah pilihan. Intervensi moderat melibatkan tidak memberikan hak
istimewa atau aktivitas yang diinginkan, mengasingkan atau memindahkan siswa,
serta memberikan hukuman.
Kekerasan adalah persoalan utama yang semakin meningkat di sekolah.
Bersiaplah untuk tindakan agresif dari pihak siswa sehingga guru bisa dengan
tenang menghadapinya. Berusahalah untuk emnghindari argument atau konfrontasi
emosional.
2. METODE OBSERVASI
Riset deskriptif yang bertujuan mengamati perilaku. Kami menggunakan metode ini karena kami hanya mengamati bagaimana proses pembelajaran berlangsung dan bagaimana interaksi antara siswa dengan guru.
3. MANAJEMEN KELAS
Kelas yang diobservasi terdiri atas 36 siswa, namun yang hadir pada hari itu hanya 26 siswa. Dimana semakin banyak jumlah siswa maka dapat menurunkan daya konsentrasi dan semangat belajar.
4. HASIL PENGAMATAN
a. Bagaimana
Cara Pengucapakan kata bahasa inggris pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas
X Mia 2.
b. Beberapa
murid menyanyi menggunakan teks/ bacaan.
c. Barisan laki-laki cenderung tidak bernyanyi.
d. Guru
menjelaskan menggunakan bahasa inggris.
e. Guru
memberi sesi tanya jawab pada teks inggris dan siswa terlihat pasif.
f. Suasana
kelas terlihat membosankan karena gurunya tidak bisa menciptakan suasana kelas
yang senang.
g. Tidak
ada siswa yang berani bernyanyi lagu
english dikelas sehingga dilakukan pemanggilan melalui absen.
h. Suasana
kelas menjadi tidak kondusif sesaat karena mereka takut dipanggil.
i. Yang
berbeda dari SMA N 1 Medan adalah pihak sekolah mengizinkan siswa nya membawa
hp dan menggunakannya pada saat jam berlangsung.
j. Setelah dipanggil melalui absen
akhirnya ada yang mau bernyanyi.
k. Pembahasan dan pengajaran guru
monoton dan membosankan.
l. Ada beberapa kelompok hanya 1
aktif yang dalam pengucapaan bahasa inggris.
m. Indikator penilaian adalah anak
tersebut mampu untuk mengucapkan kata dan bernyanyi dalam bahasa inggris.
n. Kurikulum k 2013 mewajibkan anak
untuk mampu bernyanyi dan mengindentifikasi pesan moral dr lagu tsb.
o. Anak laki-laki cenderung malu dan tidak aktif.
p. Suasana kelas menjadi tidak
kondusif, banyak anak yang bergosip dan bermain hp pd saat jam pelajaran.
q. Siswa mengalami perubahan
perilaku ketika mengetahui jam pulang sudah dekat, siswa perempuan terlihat
memakai parfum.
r. Berlangsung sesi tanya jawab dan
penjelasan pelajaran berikutnya dan siswa aktif .
E.RANGKUMAN HASIL OBSERVASI
Saat kami mengobservasi di kelas X MIA-2 mata pelajaran yang masuk adalah Bahasa Inggris. Ibu guru yang sebelumnya sudah memberikan tugas menyanyikan sebuah lagu bahasa inggris langsung menyuruh seorang siswi untuk memasang lagu dan disambungkan ke speaker agar terdengar dengan jelas. Ketika lagu di putar para siswa/i pun mulai menyanyikan lagu tersebut, beberapa ada yang malu-malu menyayikannya, beberapa juga ada yang dengan bahagia menyanyikan lagu tersebut. Ibu guru pun berkeliling kelas melihat semua muridnya memastikan mereka semua menyanyi dan tidak ada yang menutup mulut. Dan setelah kami perhatikan lumayan banyak murid yang lancar mengucapkan bahasa inggris dari teks lagu tersebut, namun ada juga beberapa murid yang tidak membuka mulutnya saat menyanyi dan membuat ucapan bahasa inggrisnya pada lagu tersebut tidak jelas.