Saya seorang mahasiswa psikologi di salah satu universitas negeri di Indonesia. Seringkali saya mengamati perilaku para remaja di sosmed,sebagai bentuk pembelajaran saya,karena saya Insyaallah ingin menjadi psikolog perkembangan anak dimasa depan. Ada salah satu postingan/status dari salah satu teman saya,yang masih remaja SMP,yang menggelitik saya untuk berkomentar. Isi postingannya kira kira adalah tentang bagaimana dia(generasi muda) bisa sukses sementara pemimpin negeri ini saja tidak mencerminkan sikap pemimpin yang baik. Maka saya buatlah postingan ini di facebook,dengan harapan bisa menjawab kegelisahan teman saya tersebut.
"Dek,nasib mu
tidak tergantung dari pemimpin negeri ini. Tapi nasib pemimpin dan negeri
inilah yang tergantung padamu,kalian,kita,generasi muda. Kenapa pemimpin
korupsi? Salah masyarakatnya juga toh? Kenapa memilih pemimpin yang seperti
itu? Malah sebagian besar mau memilih pemimpin tersebut karna diberi sogokan.
Bagaiman kita mengharapkan nasib bangsa ini akan berubah jika kelakuan
masyarakatnya saja masih begitu? Peraturan yg sudah ada hanya sekedar
peraturan. Contohnya pedagang kaki lima yang berjualan di
pinggir jalan. Salah? Jelas salah. Tapi kalau kita gusur,mereka mau makan apa?
Balik lagi ke pemerintah yang tidak menerapkan pasal 34 UUD 1945.
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak
yang terlantar dipelihara oleh negara.
(2) Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
(3) Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut
mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
Kenyataannya kita lihat bukan? Mana bukti nyata dari pasal
tersebut yang benar benar terlaksana? Tidak ada. Kalau ada,tidak mungkin ada
fakir miskin yg tidur di kolong jembatan dekat sampah sampah bertumpuk dengan
kematian yang setiap saat bisa datang. Jelas,mereka hidup ditengah sampah yg
kita ketahui sumber penyakit. Nenek-nenek
yg mencuri karena kelaparan pun dipenjara. Padahal harusnya negara yang didenda
karena menelantarkan warganya. Banyak pula kita temui anak anak yg berumur
dibawah 16 tahun,mengamen atau bahkan meminta minta di pinggir jalan. Sedangkan
para koruptor? Merekalah yang justru disejahterakan oleh pemerintah. Siapa yang
salah? Kesalahan bersama. Kalau kita berani berkata tidak pada sogok menyogok
atau apapun itu yang berbau kecurangan,tidak akan begini ceritanya. Namun,apa
bisa dikatakan mutlak kesalahan masyarakat memilih pemimpin? Tidak juga.
Masalahnya orang yang idealis,dalam artian tidak suka menyalah gunakan
kekuasaan,cenderung tidak mau menjadi pemimpin. Karena jadi pemimpin berat
tanggung jawabnya,terutama dihadapan Tuhan. Justru orang yg haus akan kekuasaan
lah yg cenderung menggebu gebu menjadi pemimpin. Namun bukan berarti tidak ada
pemimpin yg baik. Ada,tapi hanya segelintir. Dan masalahnya satu orang baik
ditengah kumpulan orang jahat,apa yg akan terjadi? Orang baik tersebut hancur
atau justru menjadi bagian dari orang jahat.
Jadi bagaimana dong? Ini sebenarnya masalah lingkaran setan yg tidak ada
ujungnya.😂 Maka menurut
saya, marilah kita generasi muda belajar yang benar kalau mau merubah negara
ini,jangan cuma bisa bilang Indonesia ini dan itu tapi tidak ada isinya,karena
nyatanya kalian juga hanya menjadi "penonton" dr masalah ini. Ubahlah
dari diri sendiri,jika semua orang saling memperbaiki diri sendiri insyaallah
semoga Indonesia menjadi lebih baik.
Begitulah isi postingan saya. Alhamdulillah postingan saya bisa menjawab kegelisahan teman saya tersebut. Dan semoga postingan saya ini bisa bermanfaat bagi lebih banyak orang lagi.